Showing posts with label Sejarah. Show all posts
Showing posts with label Sejarah. Show all posts

Wednesday, 16 August 2017

Mengenal Apartheid Sebagai Sejarah Kontemporer Dunia





"The greatest glory in living lies not in never Falling,
But in Rising every time we fall"
- Nelson Rolihlahla Mandela - 

A.   Pengertian Apartheid

Apartheid adalah sistem pemisahan ras yang diberlakukan di Republik Afrika Selatan dalam kurun waktu 1948 hingga 1993. Hal yang perlu  digarisbawahi dalam sistem apartheid adalah legalisasi hukum atas diskriminasi terhadap orang-orang kulit berwarna atau kulit hitam. Dalam sistem itu, orang kulit putih memiliki hak istimewa untuk memperoleh perumahan, pekerjaan, akses pendidikan, dan akses kekuasaan politik.

B.   Latar Belakang Munculnya Apartheid

Awal mula munculnya apartheid diawali pada 1652, Belanda tiba di Afrika Selatan dan mendirikan Tanjung Harapan (Cape Town). Para pemukim belanda di Afsel ini memanfaatkan Perusahaan Hindia Timur Belanda (The Dutch East India Company/VOC) untuk mengimpor budak dari Malaysia, Madagaskar, India, Indonesia, Mozambik, dan Afrika Timur. Para pemukim Belanda itu dikenal dengan nama Kaum Boer. Ketika emas ditemukan di tanah – tanah kesukuan pada 1795, Inggris merebut kendali atas koloni di Tanjung Harapan. Setelah itu banyak kaum Inggris bermigrasi ke Afrika Selatan dan menyingkirkan para pemukim Belanda, para pemukim yang berusaha mempertahankan kekuasaan atas wilayah tersebut melahirkan Perang Anglo – Boer I dari 1880-1881 dan Perang Anglo – Boer II dari 1899-1902.

Lukisan yang menggambarkan Belanda tiba di Afrika


Orang Inggris, setelah bernegosiasi dengan Jendral keluarga Boer, membentuk Komisi Urusan Pribumi Asli Afrika Selatan. Dalam negosiasi itu diusulkan segregasi (pemisahan) rasial di bidang lahan, tenaga kerja, pendidikan, dan politik. Pada 1910 Afsel memperoleh status Dominion dalam Kerajaan Inggris. Dalam 10 tahun berikutnya, pemerintah gabungan pemukim Inggris – Afrikaneer (Kaum Boer) mengesahkan beberapa undang-undang yang secara tegas memisahkan orang kulit hitam dengan kulit putih.


C.   Jalannya Apartheid

Pada 1948, Partai Nasional (Partai yang semua anggotanya orang kulit putih) memenangi pemilihan umum. Di bawah kepemimpinan Daniel F. Malan, “segregasi total” apartheid diberlakukan. Periode pertama dikenal dengan baaskap, yang berarti kaum Boer (Afrikaneer) berkuasa dan supremasi kulit putih. Dalam periode ini, orang-orang kulit hitam dan Asia diusir dari tempat tinggal mereka dan digiring ke tempat yang sejauh mungkin dari pusat pemukiman, lahan pertanian, serta pusat bisnis kaum kulit putih. Mereka juga kehilangan semua hak politik termasuk hak kewarganegaraan.

Daniel F. Malan


Dalam perkembangannya, kaum putih menyadari bahwa tenaga kerja murah hanya berasal dari orang-orang yang baru merekan singkirkan, maka agar kegiatan bisnis berjalan lancar, para pebisnis kulit putih “mengizinkan” orang kulit hitam untuk kembali ke wilayah “putih” untuk bekerja. Untuk mengawasi orang kulit hitam disahkan 4 undang-undang yaitu,  UU Larangan Nikah Campur (1949), UU Registrasi Penduduk (1950), UU Wilayah Kelompok (1950 – secara paksa merelokasi 3,5 juta orang pada akhir 1980-an), UU Reservasi Pemilihan Fasilitas (1953).

Ketika Hendrick Verwoerd menjadi perdana menteri pada 1958, apartheid ditetapkan dengan cara lain yaitu dari baaskap ke separate development (pembangunan terpisah). Maksud dari istilah “pembangunan terpisah” dijelaskan dalam sebuah undang-undang yang disahkan setahun setelahnya (1959), yaitu Bantu Self-Government Act 1959 yang mengesahkan apa yang disebut Black Homelands (Tanah Air Etnis) bagi 10 suku kulit hitam Afsel, akibatnya seluruh warga kulit hitam Afsel dipindahkan ke salah satu dari 10 wilayah suku ini sehingga orang kulit putih menguasai 87 persen tanah.



Diwilayah tahan air etnis itu, warga kulit hitam dapat menikmati hak politik dan menjadi warga negara wilayah itu, namun bukan warga Afrika Selatan. Sebagian pajak yang dibayar warga kulit hitam ke pemerintah digunakan untuk membangun fasilitas – fasilitas seperti Sekolah, Rumah Sakit, Perumahan dll. Dukungan keuangan dan pendidikan yang bersifat umum juga diberikan dengan tujuan warga di Black Homelands ini dapat menyongsong Kemerdekaan secara penuh seperti 2 negara tanah air etnis yang berhasil berdiri sendiri yakni Swaziland dan Lesotho.

Sedangkan mereka yang bekerja di tanah orang kulit putih tidak boleh mengikutsertakan keluarganya. Hal ini bertujuan untuk menghindari dominasi ras kulit hitam di tempat kaum putih. Semua warga non kulit putih wajib membawa buku izin atau “Buku Kehidupan”. Di dalam buku itu tercantum akta perkawinan, akta kelahiran, dan surat izin kerja. Mereka yang ditangkap tanpa membawa buku ini akan dijebloskan ke penjara dan disiksa (dalam kasus yang ekstrem).

Buku Kehidupan (Book of Life)


D.   Perlawanan Apartheid

Pelaksanaan sistem apartheid mendapat perlawanan dari para tokoh Afrika Selatan yang tergabung dalam Kongres Nasional Afrika atau African National Congress (ANC). ANC berjuang menghapus sistem apartheid, tokohnya yang terkenal adalah Nelson Mandela (1918-2013) yang bergabung dengan ANC menjelang pecahnya Perang Dunia II. Nelson mendorong ANC menjadi sebuah gerakan nasional.
Fokus perhatian ANC adalah hak-hak sipil warga kulit hitam. Mereka mengadakan gerakan perlawanan terhadap hukum yang tidak adil (defence campaign of unjust laws). Gerakan perlawanan itu dilakukan secara damai tanpa kekerasan. Tuntutan-tuntutan tersebut ini disatukan dalam Piagam Kebebasan (Freedom Charter), yang diresmikan Kongres Rakyat di Kliptown pada 26 juni 1955. Pada Desember 1956, lebih dari seratus aktivis ditangkap, mereka didakwa melakukan pengkhianatan tingkat tinggi, namun semua terdakwa dibebaskan.

Piagam Kebebasan


Pada 6 April 1959, Pan Africanist Congress (PAC) disahkan di Soweto dan dimotori oleh pecahan dari ANC. PAC mengkampanyekan anti-Pass Laws. Kampanye pertama mereka berbuntut pembunuhan masal di Sharpeville pada 21 Maret 1960, ketika 69 orang tewas ditembak. Tepatnya pada 8 April 1960, ANC dan PAC dilarang oleh pemerintah. Para tokohnya di penjarakan atau diasingkan tanpa proses pengadilan (Nelson Mandela dipenjara seumur hidup pada 1962 sebelum akhirnya dibebaskan pada 1990). PAC merespon dengan membentuk sayap militer Azanian People’s Liberation Army. Pada 1963, ANC membentuk sayap militer Umkonto we Sizwe, yang berarti “Tombak Bangsa”.


Praktik buruk dan kejam apartheid ternyata berhasil membuka mata dunia internasional. Semakin banyak negara mulai mengecam rezim apartheid. Oleh karena itu pada 1961 Perdana Menteri B. J. Verwoerd menyatakan Afrika  Selatan keluar dari PBB, meninggalkan persemakmuran Inggris, serta melarang Afsel mengikuti olimpiade.
Pada 1983, 600 organisasi Afrika Selatan bersama-sama membentuk Front Demokratis Bersatu, mereka mendukung Piagam Kebebasan serta menuntut dihapusnya istilah “homelands”.

Meningkatnya aktifitas anti apartheid ini membuat pemerintah menyatakan keadaan darurat pada 1986. Lima ribu tentara disebar untuk melarang, menahan,dan menangkap puluhan ribu orang Afsel. Karena situasi yang tidak kondusif, Negara – negara mulai menarik transaksi bisnis, perdagangan dan investasi mereka pada akhir 1980-an. Akibatnya terjadilah Depresi Ekonomi di Afrika Selatan.

Nelson Mandela


Pada 1989, pemimpin pertai nasional, Frederik Willem de Klerk menjadi perdana menteri, ia membebaskan banyak tahanan politik kulit hitam. Dia menyatakan kepada perlemen bahwa apartheid telah gagal dan semua larangan pendirian partai politik segera dicabut. Namun ketegangan terus terjadi sampai 1993, lebih dari 10.000 warga Afrika Selatan tewas karena kekerasan politik. Pada 1990, organisasi anti-apartheid tidak dilarang, tahanan politik dibebaskan termasuk Mandela, dan resolusi baru yang secara resmi menghapus praktik apartheid disahkan.

Apartheid resmi berakhir pada 1994. Pada tahun yang sama, Nelson Mandela terpilih menjadi presiden melalui pemilihan yang bebas. Ia mewujudkan kesetaraan bagi seluruh warga Afrika Selatan.

E.   Dampak yang Ditimbulkan

Dampak yang terjadi saat berlakunya politik apartheid adalah adanya ketidakadilan dalam segala bidang untuk orang berkulit hitam di Afrika Selatan seperti tidak mendapat hak-hak politik, hak memilih pemimpin, hak tinggal dan lain-lain. Dampak apartheid semakin parah saat pemerintah (yang semua pejabatnya kulit putih) memberlakukan undang – undang yang membuat para orang kulit hitam semakin merana dikarenakan dominasi orang kulit putih, bahkan hingga membuat mereka seakan menjadi orang asing di tanah leluhur mereka sendiri.


Sedangkan dampak yang terjadi setelah apartheid berakhir adalah bangkitnya rakyat Afrika Selatan setelah menjalani masa-masa kelam sejak apartheid berlaku di Afrika Selatan hingga akhirnya dihapus.

Perjuangan-perjuangan yang dilakukan oleh Nelson Mandela dalam menegakkan kekuasaan tanpa adanya rasialisme di Afrika Selatan dan menghapuskan kekuasaan Apartheid memakan waktu yang cukup lama. Nelson Mandela terus berjuang untuk mencapai kebebasan negerinya baik perjuangan yang dilakukan di dalam negerinya, agar mendapat dulungan dari seluruh rakyatnya, maupun perjuangan yang dilakukan di luar negeri, yaitu untuk mendapatkan pengakuan atas perjuanganya dalam menghapuskan kekuasaan Apartheid di Afrika Selatan. Upaya-upaya yang ditempuh oleh Nelson Mandela tersebut mulai menampakkan hasil yang menggembirakan, ketika pwemerintah minoritas kulit putih di bawah pimpinan Frederik Willem de Klerk memberikan angin segar kebebasan bagi warga kulit hitam.
Pada tanggal 21 Februari 1991, di hadapan sidang parlemen Afrika Selatan, presiden Frederik Willem de Klerk mengumumkan penghapusan semua ketentuan dan eksistensi system politik Apartheid. Pengumuman itu diikuti dengan penghapusan 3 undang-undang yang memperkuat kekuasaan Apartheid, yaitu :

1. Land act, yaitu undang-undang yang melarang orang kulit hitam memiliki "homeland" di luar wilayah tempat tinggal yang telah ditentukan.
2. Group Areas Act, yaitu undang-undang yang mengatur pemisahan tempat tinggal orang-orang kulit putih dan kulit hitam.
3. Population Registration Act, yaitu undang-undang yang mewajibkan semua orang kulit hitam untuk mendaftarkan diri menurut kelompok suku masing-masing.

Penghapusan undang-undang tersebut diikuti dengan janji pemerintahan Frederik Willem de Klerk untuk menyelenggarakan pemilu tanpa pembatasan rasial (pemilu multirasial).Garis politik yang ditempuh Presiden De Klerk tersebut menghentak banyak pihak dan membangkitkan semangat perjuangan orang-orang kulit hitam dalam rangka memperjuangkan Afrika Selatan tanpa adanya perbedaan rasialais.

Oleh :
1.   Ademila Almi A    (02)
2.   Bima Aji K            (08)
3.   Hanijaya Intan P (15)
4.   None Akhsa A     (21)
5.   Rizky Murdiana   (23)
6.   Widyasari P        (29)

uploader : Bima Aji K


SEMOGA BERMANFAAT

Sunday, 6 August 2017

Meninjau Kembali Dampak Perang Dingin terhadap Kehidupan Politik dan Keadaan Ekonomi Global

-0o0-
KELOMPOK 3
-0o0-

GAMBARAN UMUM

Perang Dingin (Cold War)


Berakhirnya Perang Dunia II menyebabkan Amerika Serikat dan Uni Soviet keluar sebagai pemenang perang dan muncul sebagai negara adikuasa/super power yang kemudian memainkan peranan di panggung politik, ekonomi dan Hubungan Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dengan militer dunia internasional. Lahirnya kekuatan adidaya baru yang mewakili kepentingan Blok Barat dan Blok Timur menimbulkan suasana yang tidak representatif. Pertentangan di antara dua kekuatan dunia tersebut melahirkan Perang Dingin (the cold war).
Sehingga ada dua pola pikir tentang bagaimana hubungan AS-Uni Soviet terhadap negara lain dan bagaimana hubungan antarnegara. Winston Churchill, seorang realis, menghendaki pembagian wilayah pengaruh antara AS dan Uni Soviet secara jelas, khususnya di Eropa. Sementara Roosevelt, seorang idealis menghendaki suatu kerjasama dan hubungan komplementer bagi tiap negara dengan mendudukkan negara-negara besar sebagai penjamin – penjaga perdamaian dunia. Hasilnya dibentuklah PBB dengan menempatkan lima negara besar sebagai pemegang hak veto. Namun dalam prakteknya tujuan ideal ini tidak berjalan dengan semestinya, karena baik AS dan Uni Soviet selalu memandang curiga dan merasa terancam satu sama lain. Akibatnya, terjadilah perang dingin antara Uni Soviet sebagai blok Timur dan Amerika Serikat sebagai blok Barat (McNamara 1989, 23).
Perang Dingin merupakan suatu kondisi dunia yang hidup dalam bayangan perang nuklir,  suatu kondisi dimana dunia diwarnai hubungan ketegangan ”damai tetapi tidak damai” karena pelatuk konflik perang nuklir masing-masing pihak siap meledak  (Kort 1998, 4). Dalam perkembangannya, perang dingin  makin menajam seiring dengan perlombaan senjata antara AS-Uni Soviet. Masing-masing berusaha saling mengungguli baik dalam varitas maupun kualitas. Usaha peredaan ketegangan sudah dilakukan, namun sebegitu jauh masih bersifat ambivalen.

-0O0-
AKAR KONFLIK

Perang Dingin ditandai dengan adanya sikap ketidakpercayaan, kecurigaan, dan kesalahan pemahaman antara Blok Barat dan Blok Timur, Amerika Serikat dituduh menjalankan politik imperialisme untuk memengaruhi dunia, sementara Uni Soviet dianggap telah melakukan perluasan hegemoni atas negara-negara demokrasi melalui ideologi komunis .Pengaruh Uni Soviet dalam mengembangkan hegemoninya di Eropa telah berkembang dengan cepat.
Dengan keadaan tersebut, Amerika Serikat merasa berkewajiban mencegah berkembangnya gerakan komunis. Amerika Serikat menyusun strategi politik global yang dikenal dengan containment policy. Tujuan containment policy adalah untuk mencegah berkembangnya pengaruh suatu negara atau suatu sistem politik daripihak lawan Sistem politik yang menjadi lawan Amerika adalah komunisme. Oleh karena itu, containment policy dikenal pula sebagai containment of communism.
Menurut Robert McNamara, konflik Perang Dingin ini karena AS telah melakukan salah persepsi (misperception) tentang ideologi komunis yang menekankan “class struggle”.  Pertama, doktrin “Socialism in One Country”, yang oleh pihak Barat diartikan bahwa Uni Soviet menghendaki sebagai satu-satunya negara sosialis yang menguasai dunia. Doktrin ini tampak pada  sikap keras Stalin, Lenin, dan Kruschev. Kecurigaan itu makin besar dengan meluasnya pengaruh komunisme  pada sejumlah Negara Dunia Ketiga yang kemudian banyak beralih menjadi Negara komunis. Tercatat  banyak negara komunis baru misalnya  komunisme  Cina yang menang mengalahkan kaum Nasionalis (1949), Uni Soviet secara sepihak mendirikan administrasi ekonomi di Jerman Timur (1947). Setelah itu  Polandia, Bulgaria dan Rumania menjadi pemerintahan komunis (1947) yang kemudian disusul  Chekoslovakia dan Hungaria. Melihat kenyataan ini AS merasa khawatir bahwa negara-negara lain akan terpengaruh juga oleh ideologi komunis.
Konflik ideologi–politik berimplikasi pada  persaingan militer. Ibarat persaingan suatu perusahaan dalam pasar yang sama, mereka sama-sama berkompetisi mencari metode optimal untuk menghasilkan mekanisme pasar yang lebih menguntungkan. Uni Soviet berhasil ”menguasai” negara-negara Eropa Timur. Melihat hal ini  AS tidak ingin “Finlandianisasi” kawasan Eropa akan terus berlangsung untuk itu dibentuklah aliansi NATO (North Atlantic Treaty Organization) pada tahun 1954. Sementara pada kawasan lain ia menjalin hubungan dengan Cina Nasionalis (1954), membentuk ANZUS (1951), SEATO (1954), serta mengadakan perjanjian dengan Iran, Turki dan Pakistan (McNamara, 1989: 46).   Menanggapi kondisi ini, Uni Soviet  membentuk WTO (Warsawa Treaty Organization) 1955,  mendirikan Cominform (Communist Information Bureau), serta  meningkatkan inovasi militer dengan berhasil diluncurkannya satelit sputnik (1957). Negara dunia ketiga menjadi obyek pertarungan mereka, oleh karena itu beberapa tidak mau terseret dalam kelompok ideologis antara dua super power. Lahirlah kelompok Non Blok yang ditandai dengan KTT I di Beograd (1961).

-0O0-
ANALISIS 
(KEHIDUPAN POLITIK GLOBAL)

Poster Propaganda Amerika Terhadap Uni Soviet


Memasuki dasawarsa 1970-an, ada tiga bidang pergeseran dalam kancah percaturan internasional. Pertama, di bidang politik, jika sebelumnya AS melihat RRC sebagai musuh, kini berubah sebaliknya memandang RRC sebagai sahabat yang bisa digunakan untuk ”menghancurkan” musuh utamanya yaitu Uni Soviet. Komunike Shanghai 1972 merupakan babak baru normalisasi AS- RRC.
Bagi AS, secara strategis hubungan ini dimaksudkan untuk memecah kesatuan komunis; secara politis untuk memojokkan Uni Soviet; dan secara ekonomis untuk memperluas perdagangannya karena China yang berpenduduk terbesar dunia merupakan medan pasar yang sangat menguntungkan, di samping itu untuk pelemparan barang ekspor Jepang yang diarasa sudah mulai jenuh di AS.
Pendekatan AS-China ini sangat memukul Uni Soviet. Apalagi  kenyataan bahwa berkat bantuan ekonomi AS, China berhasil mengembangkan modernisasi ekonomi, militer, dan  teknologi nuklir. Uni Soviet yang merasa terjepit oleh hubungan AS – Cina ini menjadi semakin merasa tidak aman, ia kemudian makin berpetualang di sejumlah negara. Misalnya, pada tahun 1978 menjalin perjanjian persahabatan (militer) dengan Vietnam (Finkelstein 1987) , invasi ke Afganistan. ..(1979), invasi Ethiopia (1979) dan merestui invasi Vietnam ke Kamboja (1979)
Amerika Serikat berusaha menjadikan negara-negara yang sedang berkembang menjadi negara demokrasi agar hak asasi manusia dapat dijamin. Bagi negara-negara yang sebelumnya kalah seperti Jerman dan Jepang berkembang pula kapitalisme selain demokrasi. Negara-negara tersebut dapat sehaluan dengan AS dan merupakan negara pengaruhnya.

Poster propaganda Amerika yang paling terkenal


Uni Soviet dengan paham sosialis-kominunis mendengungkan pembangunan negara dengan Rencana Lima Tahun. Cara tersebut dilakukan dengan ditaktor bukan liberal. Bagi negara satelit (dibawah pengaruh) Uni Soviet yang melakukan penyimpangan akan ditindak keras oleh US seperti contohnya Polandia dan Hongaria. Demi kepentingan politik, ekonomi, dan militer kedua negara adikuasa tersebut menjalankan politik pecah belah sehingga beberapa negara menjadi terpecah seperti Korea, Vietnam, dan Jerman.Dampak dalam bidang politik dapat juga kita lihat dari dibangunnya tembok berlin di Jerman sebagai batas antara Jerman Barat dan Jerman Timur. Dalam perang dunia kedua negara ini memang sudah terbagi menjadi 2, yaitu Jerman Barat yang beribukota di Bonn dan Jerman Timur yang beribukota di Berlin.



Negara ini mengalami perpecahan karena adanya 2 paham yang berbeda berlaku di negara ini, yaitu liberal yang dianut jerman barat dan Komunis yang dianut jerman timur. Dalam perjalanan pemerintahannya, Jerman barat mengalami perkembangan yang jauh lebih pesat daripada Jerman timur. Oleh sebab itu, banyak orang Jerman timur yang memutuskan untuk hijrah ke Jerman barat. Namun karena saat itu terjadi perang dingin antara Amerika dan Uni Soviet, Uni soviet merasa tersinggung dengan adanya orang-orang pindah ke Jerman Barat. Kerena itu Uni soviet mendanai dan mendukung untuk membangun sebuah tembok yang berada di kota berlin yang menyebabkan terbelahnya kota itu.
Selain itu di tembok ini, uni soviet juga menyiagakan tentaranya agar menembaki orang-orang yang masih berani untuk menyebrang. Kemudian tembok ini sangat dikenal orang sebagai simbol bagi perang dingin.



-0O0-
ANALISIS 2
(KEHIDUPAN EKONOMI GLOBAL)
KAPITALISME vs KOMUNISME

Di bidang ekonomi; sebenarnya dasar ideologi komunisme tidak menghendaki hubungan dagang dengan pihak liberal (khususnya AS), tetapi karena untuk menanggulangi resesi,  pengangguran dan kepentingan ekonomi nasional, Khruschev pemimpin UniSoviet saat itu  melihat persepsi keamanan tidak hanya dilihat dari aspek militer, tetapi juga aspek ekonomi. Karenanya dia berusaha membuka hubungan dengan pihak Barat. Menurutnya, hubungan dagang bukan hanya sebagai sesuatu yang perlu, melainkan suatu kebutuhan. Hubungan dagang ini  meski dalam volume yang relatif tidak besar, tetapi telah berpengaruh positif pada perbaikan ekonomi Uni Soviet, bahkan  bisa mengembangkan jaringan transformasi, otomotif maupun infrastruktur misalnya pembangunan jalan. Hubungan dagang itu terus meningkat, pada tahun 1971 volume perdagangan AS ke Uni Soviet sejumlah 200 juta USD, tahun 1975 meningkat menjadi 2 miliar USD (Shanor, 1989: 173).

Nikita Khruschev
Pemimpin Uni Soviet pada masa Perang Dingin


Pada perang dingin berlangsung dalam kurun 2 dekade, muncul dua kekuasaan perekonomian yang mengambil peran masing-masing di dunia. Ekonomi liberal yang dipimpin oleh Amerika Serikat, dimana dalam pergerakan perekonomian mereka senantiasa mengedepankan kebebasan dalam hal investasi dan pengembangan dunia bisnis Negara mereka. Swasta asing diberi kesempatan yang sama dengan perusahaan dalam negeri untuk bersaing dalam monopoli bisnis perekonomian Negara. Artinya tidak ada perbedaan antara pendatang dan masyarakat local yang telah memegang kuasa bisnis di daerah atau Negara tersebut. Negara yang memerintah hanya sebagai alat untuk mengatur kebijakan yang diambil berdasar kondisi terkini yang terjadi atas perusahaan yang ada di Negara mereka.



Sebaliknya dengan Negara komunis dengan pimpinan Uni Soviet, Negara yang memegang teguh komunis seluruh perekonomian Negara berdasarkan atas kebersamaan. Sistem sentralis dimana pemerintah pusat yang memegang kuasa kendali atas seluruh kegiatan perekonomian yang ada di Negara. Paham komunis mengkhawatirkan akan timbulnya kesenjangan ekonomi yang timbul apabila ada sebuah pihak yang mendominasi monopoli perekonomian Negara.
Dengan sistem sentralisasi yang diterapkan oleh paham komunis diharapkan bahwa kesejahteraan dan kemakmuran yang didapat dapat terjadi sebuah pemerataan terhadap seluruh rakyat di Negara pemegang paham perekonomian komunis.
Selain itu, Negara komunis lebih memandang kaum rendah seperti buruh dan petani dalam usahanya untuk mengembangkan usaha. Sehingga tak urung beberapa Negara komunis pada awalnya seperti Cina mengupayakan mobilisasi pertanian guna menyelamatkan perekonomian Negara mereka disusul oleh industrialisasi yang masuk.

-0O0-
KESIMPULAN

Pasca Perang Dunia II, politik internasional  diwarnai  konflik Perang Dingin antara super power AS dan Uni Soviet, yang masing-masing mencari daerah pengaruh. Amerika Serikat menebar ideologi kapitalisme – liberalisme dan bantuan ekonomi, sementara Uni Soviet menebar bantuan senjata dan agitasi pembebasan. Konflik mereka berakar pada persepsi dimana masing masing pihak merasa terancam. Posisi geografis dan trauma perang menjadikan Uni Soviet selalu merasa tidak aman, untuk itu ia mencari daerah pengaruh sebagai buffer zone, dan langkah Uni Soviet ini juga dipersepsi oleh AS sebagai ancaman pula. Kedua pihak  saling curiga dan berkehendak menjadi superior. Persaingan ini makin meningkat dengan terbentuknya NATO dan Pakta Warsawa serta perlombaan senjata, sementara negara-negara dunia ketiga menjadi ajang perebutan mereka.

Memasuki dasawarsa 1970-an, terjadi pergeseran dalam politik internasional. Pada satu sisi AS ”merangkul” RRC untuk menghadapi Uni Soviet, dan pada sisi lain Uni Soviet mengadakan hubungan dagang dan peredaan militer dengan AS. Sungguhpun demikian konflik politik-militer kedua pihak pada sejumlah negara masih sangat dominan.

SUMBER KEPUSTAKAAN
Gilpin, Robert, 1987. The Political Economy of International Relations. New Jersey: Princeton University Press.
Kanet, Roger E. (ed.), 1982. Soviet Foreign Policy in the 1980s. New York: Praeger Publisher.
Lihat, Lilik Salamah. 2013. Meninjau Kembali Perang Dingin Komunis Vs Liberalis. Universitas Erlangga.e-Journal

PENYUSUN  :
-        Abraham Gamma Pratama     (01)
-        Bima Aji Kurniawan                  (08)
-        Enggar Puspitarini                     (12)
-        Muhammad Ezar Abista           (19)

-        Satryo Sasono                               (24)



SEMOGA BERMANFAAT

PENGARUH PERANG DINGIN TERHADAP KEHIDUPAN POLITIK DAN EKONOMI GLOBAL (KELOMPOK 6)




 Pengaruh Terhadap Kehidupan Politik

Pengaruh perang dingin terhadap kehidupan politik terlihat dari adanya sistem aliansi atau pembentukan sekutu dalam penyebaran ideologi ideologi perang dingin. Amerika Serikat berusaha menjadikan negara-negara yang sedang berkembang menjadi negara demokrasi agar hak asasi manusia dapat dijamin. Bagi negara-negara yang sebelumnya kalah seperti Jerman dan Jepang berkembang pula kapitalisme selain demokrasi.Amerika Serikat berusaha menjadikan negara-negara yang sedang berkembang menjadi negara demokrasi agar hak asasi manusia dapat dijamin. Bagi negara-negara yang sebelumnya kalah seperti Jerman dan Jepang berkembang pula kapitalisme selain demokrasi. Negara-negara tersebut dapat sehaluan dengan AS dan merupakan negara pengaruhnya.

Tembok Berlin


Uni Soviet dengan paham sosialis-kominunis mendengungkan pembangunan negara dengan Rencana Lima Tahun. Cara tersebut dilakukan dengan ditaktor bukan liberal. Bagi negara satelit (dibawah pengaruh) Uni Soviet yang melakukan penyimpangan akan ditindak keras oleh US seperti contohnya Polandia dan Hongaria. Demi kepentingan politik, ekonomi, dan militer kedua negara adikuasa tersebut menjalankan politik pecah belah sehingga beberapa negara menjadi terpecah seperti Korea, Vietnam, dan Jerman.Dampak dalam bidang politik dapat juga kita lihat dari dibangunnya tembok berlin di Jerman sebagai batas antara Jerman Barat dan Jerman Timur. Dalam perang dunia kedua negara ini memang sudah terbagi menjadi 2, yaitu Jerman Barat yang beribukota di Bonn dan Jerman Timur yang beribukota di Berlin. Negara ini mengalami perpecahan karena adanya 2 paham yang berbeda berlaku di negara ini, yaitu liberal yang dianut jerman barat dan Komunis yang dianut jerman timur. Dalam perjalanan pemerintahannya, Jerman barat mengalami perkembangan yang jauh lebih pesat daripada Jerman timur. Oleh sebab itu, banyak orang Jerman timur yang memutuskan untuk hijrah ke Jerman barat. Namun karena saat itu terjadi perang dingin antara Amerika dan Uni Soviet, Uni soviet merasa tersinggung dengan adanya orang-orang pindah ke Jerman Barat. Kerena itu Uni soviet mendanai dan mendukung untuk membangun sebuah tembok yang berada di kota berlin yang menyebabkan terbelahnya kota itu. Selain itu di tembok ini, uni soviet juga menyiagakan tentaranya agar menembaki orang-orang yang masih berani untuk menyebrang. Kemudian tembok ini sangat dikenal orang sebagai simbol bagi perang dingin.



 Pengaruh Terhadap Kehidupan Ekonomi



AS sebagai negara kreditor terbesar memberikan pinjaman atau bantuan ekonomi kepada negara-negara yang sedang berkembang berupa Marshall Plan. AS juga memberikan bantuan ”Grants in Aid” yaitu bantuan ekonomi dengan kewajiban mengembalikan berupa dollar atau dengan membeli barang-barang Amerika Serikat. Bagi negara-negara di Asia Presiden Truman mengeluarkan “The Four Points Program for the Economic Development in Asia” berupa teknik dalam wujud perlengkapan-perlengkapan ekonomis atau bantuan kredit yang berasal dari sektor swasta di Amerika Serikat yang disalurkan oleh pemerintah kepada negara-negara yang sedang berkembang.

Poster Marshall Plan


Dengan adanya perang dingin ini maka berbagai bentuk kerjasama yang saling menguntungkan antara Eropa Timur dan Eropa Barat tidak dapat terjalin. Kegiatan tersebut terhambat karena negara-negara Eropa merasa kawatir jika suatu saat wilayahnya akan dijadikan sasaran adu kekuatan oleh kedua negara adikuasa tersebut. Dampaknya perekonomian antara blok barat (negara-negara Eropa Barat) dan blok timur (negara-negara Eropa Timur) tidak seimbang dimana negara-negara blok barat jauh lebih maju daripada blok timur.



Ternyata perang dingin juga membawa dampak positif pada perekonomian dunia. Baik itu secara sengaja maupun tidak sengaja. Hal ini ditandai dengan munculnya negara super power. Dengan adanya negara super power, maka perekonomian dunia banyak dikuasai oleh para pemegang modal. Mereka saling berlomba untuk mendapatkan keuntungan sebanyak-banyaknya dengan cara menginvestasikan modal mereka ke negara-negara berkembang yang upah buruhnya masih relatif rendah. Sehingga keuntungan mereka juga melambung tinggi. Namun siapa sangka bahwa hal diatas juga berdampak baik bagi negara yang ditempati untuk membuka usaha para pemilik modal. Pertumbuhan ekonomi di negara itu juga akan tumbuh pesat. Jadi keduanya diuntungkan dalam usaha ekonomi ini. Pada saat itu negara pemilik modal yang berlomba-lomba untuk menguasai dunia perekonomian, secara tidak langsung juga membawa unsur politik didalamnya. Sehingga pemilik modal besar mendapatkan keuntungan besar, sementara negara yang modalnya terbatas keuntungannya juga kecil. Karena itu munculah istilah globalisasi ekonomi di masyarakat. Untuk mengatasi hal tersebut maka dilakukanlah beberapa tindakan seperti misalnya menyatukan mata uang. Contoh yang sangat terlihat adalah negara-negara di kawasan eropa yang menyatukan mata uang mereka menjadi euro.

Kelompok 6 :
1. Agustin Wahyu L (04)
2. Hartiwi                 (16)
3. Sekar Milagusta  (25)
4. Zulifa Khoirul U   (31)

Analisis Mengenai Perang Dingin Terhadap Kehidupan Politik dan Ekonomi Global



Bidang Ekonomi

1. Dalam bidang ekonomi ternyata perang dingin juga membawa dampak positif pada perekonomian dunia. Baik itu secara sengaja maupun tidak sengaja. Hal ini ditandai dengan munculnya negara super power. Dengan adanya negara super power, maka perekonomian dunia banyak dikuasai oleh para pemegang modal. Mereka saling berlomba untuk mendapatkan keuntungan sebanyak-banyaknya dengan cara menginvestasikan modal mereka ke negara-negara berkembang yang upah buruhnya masih relatif rendah. Sehingga keuntungan mereka juga melambung tinggi. Selain itu dampak positif lainya adalah
A.      Penurunan jumlah pengangguran
B.      Pemulihan ekonomi
C.      Perkembangan IPTEK yang baik
D.      Lahirnya negara super power yang banyak modalnya
E.       Peningkatan investasi ke negara berkembang
F.       Peningkatan upah buruh karena peningkatan investasi modal
G.     Lahirnya organisasi ekonomi dunia, seperti: WTO, NAFTA, GATT,  dll
H.      Adanyan penyatuan mata uang
I.        Peningkatan daya beli masyarakat



Namun siapa sangka bahwa hal diatas juga berdampak baik bagi negara yang ditempati untuk membuka usaha para pemilik modal. Pertumbuhan ekonomi di negara itu juga akan tumbuh pesat. Jadi keduanya diuntungkan dalam usaha ekonomi ini. Pada saat itu negara pemilik modal yang berlomba-lomba untuk menguasai dunia perekonomian, secara tidak langsung juga membawa unsur politik didalamnya. Sehingga pemilik modal besar mendapatkan keuntungan besar, sementara negara yang modalnya terbatas keuntungannya juga kecil. Karena itu munculah istilah globalisasi ekonomi di masyarakat. Untuk mengatasi hal tersebut maka dilakukanlah beberapa tindakan seperti misalnya menyatukan mata uang. Contoh yang sangat terlihat adalah negara-negara di kawasan eropa yang menyatukan mata uang mereka menjadi euro.

Dampak negatif  perang dingin pada bidang ekonomi global, seperti:
     
    A.      Ketergantungan negara beekembang terhadap negara super power
    B.     Terciptanya masyarakat konsumtif
    C.     Negara berkembang menjadi negara jajahan ekonomi negara maju       


Bidang Politik



1.     Dampak dalam bidang politik dapat kita lihat dari dibangunnya tembok berlin di Jerman sebagai batas antara Jerman Barat dan Jerman Timur. Dalam perang dunia kedua negara ini memang sudah terbagi menjadi 2, yaitu Jerman Barat yang beribukota di Bonn dan Jerman Timur yang beribukota di Berlin. Negara ini mengalami perpecahan karena adanya 2 paham yang berbeda berlaku di negara ini, yaitu liberal yang dianut jerman barat dan Komunis yang dianut jerman timut.

2.      Dalam perjalanan pemerintahannya, Jerman barat mengalami perkembangan yang jauh lebih pesat daripada Jerman timur. Oleh sebab itu, banyak orang Jerman timur yang memutuskan untuk hijrah ke Jerman barat. Namun karena saat itu terjadi perang dingin antara Amerika dan Uni Soviet, Uni soviet merasa tersinggung dengan adanya orang-orang pindah ke Jerman Barat. Kerena itu Uni soviet mendanai dan mendukung untuk membangun sebuah tembok yang berada di kota berlin yang menyebabkan terbelahnya kota itu. Selain itu di tembok ini, uni soviet juga menyiagakan tentaranya agar menembaki orang-orang yang masih berani untuk menyebrang. Kemudian tembok ini sangat dikenal orang sebagai simbol bagi perang dingin.

3.      Dampak Perang Dingin dalam kegidupan politik juga dapat kita lihat dari adanya sistem aliansi atau pembentukan sekutu dalam penyebaran ideologi-ideologi Perang Dingin. Amerika Serikat berusaha menjadikan negara-negara yang sedang berkembang maupun negara sekutunya menjadi negara demokrasi dan kapitalis. Sedangkan Uni Soviet juga mengembangkan paham sosialis-komunisnya di berbagai negara.

Sumber :

http://ben-ni.blogspot.co.id/2008/11/dampak-perang-dingin.html?m=1

Anggota Kelompok 2
1.       Azzahra Nurhidayati N    (07)
2.       Intan Salfa Z                   (17)
3.       Nastiti Ajeng P                (20)
4.       Shofin Iffat N                   (26)
5.       Widya Wati                      (28)

SEMOGA BERMANFAAT