Monday 28 March 2016

Penelitian


A. PENGERTIAN PENELITIAN
Penelitian merupakan suatu kegiatan ilmiah yang dilandaskan pada analisis dan konstruksi yang dilakukan secara metodologis, sistematis dan konsisten yang bertujuan untuk mengungkapkan kebenaran sebagai salah satu manifestasi hasrat untuk mengetahu apa yang sedang dihadapi (Soerjono Soekanto). Dari pengertian tersebut maka penelitian berawal dari curiosity (rasa ingin tahu) manusia

~Jenis –Jenis Penelitian~
1. Penelitian dilihat dari Tujuan
- penelitian Eksploratif, bertujuan menggali secara luas sebab – sebab sesuatu hal
- penelitian Developmental, bertujuan membangun atau mengembangkan suatu hal
- penelitian Verifikatif, bertujaun mengecek kebenaran hasil penelitian yang telah dilakukan atau menguji teori
2. Penelitian Ditinjau dari Pendekatan
- Pendekatan Bujur (Longitudinal), yaitu pendekatan penelitian dengan waktu yang lama terhadap subyek yang sama
- Pendekatan Silang (Cross-sectional) , yaitu pendekatan penelitian dengan waktu yang pendek terhadap subyek yang berbeda
3. Penelitian Ditinjau dari Bidang Ilmu
- Penelitian Bidang Alam
- Penelitian Bidang Ilmu Sosial
- Penelitian Bidang Humaniora
4. Penelitian Ditinjau dari Tempatnya
- Penelitian Laboratorium
- Penelitian Lapangan
- Penelitian Pustaka
5. Penelitian Ditinjau dari Hadirnya Variabel
- Penelitian Deskriptif
- Penelitian Eksperimen
6. Penelitian Dilihat dari Wujud Data
- berdasarkan cara perolehannya ada data primer (data yang didapat dari sumber pertama) dan data sekunder (bukan yang pertama, misal BPS, monografi desa )
- berdasarkan sifatnya dibedakan menjadi data kuantitatif (data dinyatakan dalam angka) dan kualitatif
- berdasarkan sumbernya dibedakan menjadi data intern (dikumpulkan oleh dan untuk keperluan sendiri) dan ekstern (data dikumpulkan oleh orang lain)
7. Penelitian Ditinjau dari Cara Pembahasannya
- Penelitian deskriptif, yaitu melukiskan, memaparkan, menuliskan dan melaporkan suatu keadaan, objek atau peristiwa secara apa adanya
- Penelitian inferensial melukiskan peristiwa dan menarik kesimpulan umum dari masalah yang diteliti

Kegunaan Penelitian
1. Memperkuat ilmu pengetahuan
2. Membina dan mengembangkan ilmu pengetahuan

Tiga Persyaratan Penelitian
1. Sistematis, yaitu dilaksanakan menurut pola tertentu
2. Terencana, yaitu dilaksanakan dengan adanya unsur kesengajaan dan sebelumnya sudah dipikirkan langkah-langkah pelaksanaannya
3. Mengikuti konsep ilmiah, yaitu prinsip memperoleh ilmu pengetahuan

Cara Berfikir Seorang Peneliti
1. Berfikir skeptis, artinya peneliti harus menanyakan bukti atau fakta yang dapat mendukung suatu pernyataan
2. Berfikir analistis, artinya harus selalu menganalisa setiap pernyataan atau persoalan
3. berfikir kritis, artinya harus mendasarkan pikiran dan pendapatnya pada logika serta menimbang berbagai hal secara objektif berdasarkan data dan analisis akal sehat
4. jujur, artinya tidak memasukkan keinginan sendiri ke dalam data
5. terbuka, artinya bersedia memberikan bukti penelitian dan siap menerima pendapat pihak lain tentang hasil penelitiannya

Sikap Seorang Peneliti
1. Objektif, artinya harus memisahkan pendapat pribadi dan fakta
2. Kompeten, artinya memiliki kemampuan untuk menyelenggarakan penelitian dengan menggunakan metode dan teknik penelitian
3. Faktual, artinya bekerja berdasarkan fakta yang diperoleh

~Perumusan Masalah~
Masalah dapat hanya satu variabel saja tetapi juga dapat dua variabel.
Pedoman perumusan masalah sebagai berikut:
1. ditulis dalam bentuk kalimat tanya
2. dinyatakan dalam kalimat sederhana
3. dalam beberapa jenis penelitian, dapat dipakai sebagai dasar penyusunan hipotesis
4. tidak mempersulit pencarian data
5. harus direfleksikan dalam judul
6. ditulis ringkas, jelas dan padat

~Penetuan topik penelitian~
Penentuan fokus atau topik penelitian merupakan tahap awal dari sebuah penelitian. Hal yang perlu diperhatikan untuk topik yang baik:
1. masalah penelitian harus menarik dan perlu diteliti
2. data dapat diperoleh atau terjangkau
3. hasil penelitian dapat bermanfaat
4. topik yang diangkat merupakan hal yang baru
5. segi subyektif peneliti sendiri, yaitu kesanggupan untuk meneliti, penguasaan metode

Berkaitan dengan penetapan topik penelitian kemudian diteruskan dengan merumuskan judul penelitian. Fungsi judul adalah menunjukkan kepada pembaca mengenai inti dari penelitian. Judul yang baik mencerminkan jenis penelitian, subyek penelitian (siapa yang diteliti untuk menentukan unit sampel), obyek penelitian (untuk menggambarkan variabel yang diteliti), lokasi penelitian dan waktu penelitian.

B. METODE PENELITIAN

Metode penelitian adalah cara atau jalan yang ditempuh oleh peneliti untuk memperoleh jawaban atas pertanyaan penelitian. Cara disini meliputi antara lain lokasi dan subyek penelitian, metode pengumpulan data dan metode analisa data

Sampel Penelitian
Subyek penelitian adalah pihak yang akan diteliti oleh peneliti. Subyek penelitian dibedajab menjadi dua yaitu populasi dan sampel. Populasi adalah keseluruhan individu yang dicakup dalam unit penelitian. Sampel adalah bagian dari anggot populasi yang secara metodologis dapat dianggap mewakili populasi.

Tujuan Penentuan Sampel adalah dapat menghasilkan gambaran yangdipercaya dari seluruh populasi yang diteliti, menentukan presisi (pembedaan hasil dari sampel) dari hasil penelitian dengan jalan penyimpangan baku dari data yang diperoleh), sederhana dan mudah dilaksanakan karena menghemat waktu, tenaga dan biaya.

~Teknik Pengambilan Sampel~
1. Sampel Probabilitas
Dikatakan sampel probabilitas karena unit-unit sampelnya mengikuti hukum probabilitas, yaitu tiap warga populasi mempunyai peluang dan kemungkinan yang sama untuk terpilih sebagai sampel. Teknik ini disebut juga Teknik Pengambilan Sampel secara Random atau acak. Teknik Random jenisnya adalah:
• Teknik random sederhana (simple random sampling)
• Teknik random atas dasar strata (stratified random sampling)
• Teknik random bertahap atas dasar strata (multi stage probability stratified random sampling)
• Teknik random atas dasar himpunan (cluster random sampling)
2. Sampel Non Probabilitas
• Teknik pengambilan sampel purposif (bertujuan)
Yaitu sampel ditetapkan secara sengaja oleh peneliti, lazimnya didasarkan atas kriteria (ciri-ciri) tertentu atau pertimbangan tertentu
• Teknik pengambilan sampel aksidental (sewaktu-waktu) yaitu pengambilan sampel ”asal pilih” karena alasan hanya ada dalam peristiwa-peristiwa tertentu atau karena tidak setiap saat dapat menemukan sampel
• Teknik pengambilan sampel quota yaitu sampel ditetapkan jumlahnya oleh peneliti atau dengan sistem jatah. Lazimnya digunakan dalam pengumpulan pendapat umum. Penentuan kuota didasarkan pada sifat populasi atau pertimbangan peneliti
• Snowballing Sampling yaitu pengambilan sampel mula-mula dipilih dua atau tiga lalu dilanjutkan berdasarkan informasi yang diberikan oleh responden terdahulu. Biasanya sampel dimulai dari orang yang dianggap paling tahu kondisi lapangan atau disebut key person
Jika keseluruhan populasi dijadikan sampel maka penelitian ini disebut sensus.
Diamping itu terdapat pula teknik pengambilan sampel wilayah yang dilakukan dengan mengambil wakil-wakil dari tiap-tiap wilayah yang terdapat dalam populasi. Untuk menyempurnakan teknik sampel berstrata atau sampel wilayah dilakukan teknik pengambilan sampel proporsi atau sampel imbangan. Tujuan dari teknik ini adalah agar pengambilan sampel representatif, jumlah sampel atau wakil dari setiap wilayah dibuat seimbang sesuai dengan jumlah populasinya.

Tujuan Penentuan Sampel
• Mengadakan pengurangan dari subyek yang diteliti
• Mengadakan generalisasi
• Menonjolkan sifat-sifat umum dari populasi

Data

Data adalah bahan keterangan berupa himpunan fakta, angka, huruf, grafik, tabel, lambang, objek, kondisi dan situasi yang merupakan bahan baku informasi guna mencapai tujuan penelitian.
Syarat data:
1. Objektif, yaitu data sesuai apa adanya atau fakta
2. Representatif, yaitu dapat mewakili
3. Kesalahan baku yang kecil
4. Tepat waktu
5. Harus ada hubungannya dengan persoalan yang dipecahkan

Kegunaan data yaitu untuk mengetahui dan memperoleh gambaran tentang suatu keadaan atau persoalan yang ada di masyarakat serta membuat keputusan atau memecahkan persoalan.

~Teknik Pengumpulan Data~
1. Studi Kepustakaan atau Dokumen
Yaitu pengumpulan data melalui berbagai sumebr seprti buku, majalah, naskah dan dokumen. Teknik pengumpulan data ini memanfaatkan data sekunder
2. Angket (kuesioner)
Yaitu pengumpulan data dengan penyebaran lembar kertas yang sudah berisi daftar pertanyaan.
Kelebihan metode ini adalah penghematan waktu (dalam satu waktu menjangkau banyak responden) pertanyaan seragam, tidak memerlukan kehadiran peneliti , dapat dijawab dengan jujur karena dapat dibuat anonim (tanpa nama) dan waktu menurut responden
Jenis angket antara lain:
• Tertutup (jawaban sudah tersedia)
• Terbuka (responden bebas menjawab)
• Semi terbuka (jawaban sudah tersedia, tetapi responden diberi alternatif untuk menjawab selain dari jawaban yang sudah disediakan)
3. Wawancara
Pada dasarnya sama dengan angket tetapi pertanyaan diajukan secara lisan. Alat pengumpul data dalam wawancara disebut pedoman wawancara (ada yang tertruktur dan bebas seperti pada angket). Keuntungan dari teknik ini adalah peneliti dapat mengetahu kondisi informan serta ekspresi dari informan. Adapun faktor yang mempengaruhi hasil wawancara adalah peneliti (pewawancara), responden (biasanya dalam wawancara disebut informan karena memberikan pernyataan lisan atau informasi), topik penelitian dan situasi saat wawancara
Adapun sikap yang harus dimiliki oleh pewawancara adalah:
• Netral, artinya tidak memberikan penilaian terhadap hasil informasi
• Ramah, artinya menjaga agar tetap cerah dan ceria
• Adil, artinya tidak memihak terhadap salah satu informan atau waktu yang diberikan sama
• Hindari ketegangan
4. Observasi
Yaitu penggunaan pengamatan atau penginderaan langsung terhadap suatu benda, kondisi, situasi atau perilaku. Alat pengumpul datanya disebut panduan observasi baik berupa anekdot (membuat catatan), menggunakan skala penilaian atau membuat daftar cek.
Jenis observasi:
• Observasi partisipasi, yaitu pengamat ikut terlibat dalam kegiatan yang diamati
• Non partisipan, yaitu pengamat berada diluar dari objek yang diamati

5. Test atau eksperimen
Yaitu perolehan data yang diambil dari hasil test responden atau hasil dari eksperimen yang dikenakan peneliti kepada kelompok ekperimen

~Variabel~

adalah konsep yang mengalami variasi nilai. Variabel independen yaitu variabel bebas atau yang mempengaruhi atau menjadi peneybab berubahnya variabel dependent. Varabel dependen atau terikat yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas. Misalnya hubungan antara tingkat pendidikan dengan pendapatan. Tingkat pendidikan sebagai variabel yang mempengaruhi pendapatan.
Ada beberapa jenis hubungan antar variabel:
1. Hubungan Simetris
Hubungan antara variabel disebut memiliki simetris apabila variabel yang satu tidak disebabkan atau dipengaruhi oleh yang lainnya
2. Hubungan Timbal Balik
Merupakan hubungan antar dua variabel yang saling timbal balik, maksudnya adalah satu variabel dapat juga menjadi sebab dan juga akibat terhadap variabel lain demikian pula sebaliknya yang menjadi akibat. Misalnya hubungan antara motivasi belajar dengan minat membaca.
3. Hubungan Asimetris
Hubungan asimetris adalha hubungan antara variabel, yakni satu variabel mempengaruhi variabel lain, namun sifatnya timbal balik. Misalnya tingkat pendapatan mempengaruhi pola konsumsi masyarakat. Pola konsumsi tidak dapat mempengaruhi pendapatan.

~Jenis Data~

Berdasarkan sumber pengambilanya data dibedakan atas dua yaitu sebagai berikut:
Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan langsung di lapangan oleh orang yang melakukan penelitian atau yang bersangkutan yang memerlukannya. Data primer disebut juga dengan data asli.
Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh orang yang melakukan penelitian dari sumber-sumber yang telah ada. Data ini biasanya diperoleh dari perpustakaan atau dari laporan penelitian terdahulu. Data sekunder ini disebut juga data tersedia.

Berdasarkan sifatnya, data juga dapat dibedakan atas dua, yaitu data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif merupakan data yang tidak berbentuk bilangan, sedangkan data kuantitatif merupakan data yang berbentuk bilangan.

Berdasarkan tingkat pengukurannya, data dibedakan atas empat yaitu sebagai berikut;
Data nominal

Data nominal merupakan data yang berasal dari pengelompokan peristiwa berdasarkan kategori tertentu, yang perbedaanya hanyalah menunjukkan perbedaan kualitatif.
Data interval

Data interval adalah data yang berasal dari objek atau kategori yang diurutkan berdasarkan akibat tertentu, di mana jarak antara tiap objek adalah sama. Pada data ini, tidak terhadap angka nol mutlak
Data ordinal

Data ordinal adalah data yang berasal dari objek atau kategori yang disusun menurut besarnya, dari tingkat terendah ke tingkat tertinggi atau sebaliknya dengan jarak yang tidak harus sama.
Data rasio

Data rasio adalah data yang menghimpun semua ciri dari data nominal, data ordinal, dan data interval. Angka pada data ini, menunjukkan ukuran yang sebenarnya dari objek yang diukur.

~Angket~

Mailed quesionere memiliki kelebihan:

1. Dalam tehnik ini responden mengisi sendiri sehingga tidak diperlukan wawancara.

2. Dari segi biaya, tehnik ini membutuhkan biaya yang relative murah.

3. Dari segi waktu, tehnik ini menghemat waktu artinya dapat di kirimkan ke berbagai tempat yang berbeda dalam waktu yang serentak, sehingga pengembaliannya dapat diterima dalam waktu yang tidak terlalu lama.

4. Dengan tehnik ini responden dapat lebih leluasa dalam mengisi kuesioner, tanpa rasa sungkan karena tidak ada yang mewawancara.

5. Tidak ada pengaruh dari pewawancara yang memberikan angket/kuesioner tersebut.



Kelemahan dari tehnik mailed Quesionaire adalah

1. Kurang fleksibel

2. Tingkat pengembalian kuesioner yang rendah

3. Tidak dapat mengamati reaksi responden sewaktu menjawab pertanyaan

4. Suasana lingkungan sewaktu responden mengisi kuesioner yang tidak dapat dikontrol. Kemungkinan kuesioner tersebut diisi oleh orang lain bukan oleh si responden

5. Sulit mengontrol responden agar menjawab sesuai dengan urutan pertanyaan dalam kuesioner

6. Tidak dapa menggunakan format kuesioner yang komplek.



~Wawancara~



Jenis

1. Wawancara Terstruktur

Wawancara yang dilaksanakan secara terencana dengan berpedoman pada daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan sebelumnya.

2. Wawancara Tidak Terstruktur

Wawancara yang tidak berpedoman pada daftar pertanyaan

3. Wawancara Terpimpin

Wawancara yang berpedoman pada daftar pertanyaan yang telah disiapkan.

4. Wawancara Bebas

Wawancara yang tidak berpedoman pada daftar pertanyaan

5. Wawancara Individual

Wawancara yang dilakukan oleh seorang pewawancara dengan seorang narasumber atau responden.

6. Wawancara kelompok

Wawancara yang dilakukan oleh seorang pewawancara dengan sekelompok/ sejumlah narasumber/ responden. (dalam waktu dan tempat yang sama)

7. Wawancara Konferensi

a. Wawancara yang dilakukan oleh seorang pewawancara dengan sejumlah narasumber dalam satu tempat dan satu waktu secara bersamaan.

b. Wawancara yang dilakukan oleh sejumlah pewawancara dengan seorang narasumber dalam tempat dan waktu yang bersamaan.

8. Wawancara Terbuka

Wawancara berdasarkan pertanyaan yang tidak terbatas/ tidak terikat jawabannya.

9. Wawancara Tertutup

Wawancara berdasarkan pertanyaan yang terikat/ terbatas jawabannya.



Kelebihan tehnik wawancara antara lain;

a. Wawancara dapat digunakan pada responden yang tidak dapat membaca dan menulis

b. Jika ada pertanyaan yang belum dipahami, pewawancara dapat langsung menjelaskan

c. Pewawancara dapat segera mengecek kebenaran jawaban responden dengan mengajukan pertanyaan pembanding atau dengan melihat wajah atau gerak-gerik responden.



Kekurangan tehnik wawancara tersebut adalah sebagai berikut:

a. Wawancara memerlukan biaya yang sangat besar dalam hal perjalanan dan uang harian bagi pengumpul data

b. Wawancara hanya dapat menjangkau responden yang kecil

c. Kehadiran pewancara mungkin mengganggu responden.

~OBSERVASI~

Pengumpulan data juga dapat dilakukan dengan tehnik oberservasi atau disebut dengan tehnik pengamatan. Artinya, suatu cara yang digunakan oleh peneliti untuk mendapatkan informasi data yang merupakan tingkah laku non verbal dari responden.

Kelebihan tehnik observasi
Data yang diperoleh lebih actual dalam arti bahwa data diperoleh dari responden pada saat terjadinya tingkah laku
Keabsahan alat ukur dapat diketahui secara langsung

Kelemahan tehnik observasi;
Untuk memperoleh data yang diharapkan, pengamat harus menunggu dan mengamati sampai tingkah laku yang diharapkan muncul
Beberapa tingkah laku, seperti tingkah laku criminal atau yang bersifat pribadi, sukar atau tidak mungkin, bahkan mungkin dapat membahayakan diri pengamat jika diamati.

Selain berdasarkan berstruktur atau tidak berstrukturnya, tehnik pengamatan/observasi juga dibedakan berdasarkan keterlibatan pengamat dalam lingkungan sasaran pengamatan. Hal ini disebut dengan observasi terlibat (participant observation), yaitu di mana pengamat terlibat atau ikut serta dalam kegiatan warga masyarakat sasaran pengamatannya.

1) Observasi Terlibat.

Dalam observasi ini pengamat mengambil peran sebagai anggota dari lingkungan masyarakat sasaran pengamatannya.

2) Observasi tidak terlibat

Pada observasi ini , interaksi antara pengamat dan responden sebagai sasaran pengamatannya sama sekali tidak terjadi. Pengamat hanya berperan mengamati sasaran pengamatanya, dari luar lingkungan sasaran pengamatanya tersebut.


Gejala Sosial

A. Definisi Gejala Sosial
Gejala sosial merupakan suatu gejala yang tidak dapat berjalan seperti yang dikehendaki, sehingga menyebabkan kekecewaan di kalangan masyarakat.

B. Faktor Penyebab Gejala Sosial
Adapun faktor-faktor pendorong munculnya gejala sosial di masyarakat, antara lain :
1. Faktor kultural, merupakan nilai-nilai yang tumbuh dan berkembang di lingkungan masyarakat.
2. Faktor struktural, merupakan pola-pola hubungan anatara individu dan kelompok yang terjalin di lingkungan masyarakat.

C. Macam-Macam Gejala Sosial
Macam-macam gejala sosial yan ada di masyarakat, antara lain :
1. Ekonomis (misal : kemiskinan, penganguran, kesenjangan sosial, dsb).
2. Lingkungan Alam (misal : penyakit menular, keracunan makanan).
3. Psikologis (misal : gangguan pada syaraf).
4. Kebudayaan (misal : kenakalan remaja, meniru budaya Barat, dsb).

D. Contoh Gejala Sosial
Beberapa contoh gejala sosial yang ada di masyarakat, antara lain :
1. Kemiskinan, Menurut Soekanto kemiskinan dapat diartikan sebagai suatu keadaan dimana seseorang yang tidak sanggup memelihara dirinya sendiri sesuai taraf kehidupan kelompok, serta tidak dapat memanfaatkan tenaga yang dimiliki.
2. Penyimpangan seksual, merupakan penyimpangan orientasi seksual yang berbeda dengan masyarakat umum.
3. Kriminalitas, merupakan perilaku menyimpang yang merugikan orang lain. Oleh karena itu, dalam masyarakat kriminal menjadi gejala sosial yang tidak diaharapkan masyarakat.
4. Perdagangan sosial, merupakan transaksi yang menjadikan manusia sebagai objek jual beli, biasanya diawali dengan penculikan, penipuan dan pemaksaan.
5. Kenakalan remaja.
6. Pengangguran.
Pengangguran terbagi menjadi pengangguran terbuka, pengangguran tersembunyi, pengangguran musiman dan setengah menganggur.
Pengangguran terbuka adalah orang pada usia kerja yang tidak memiliki pekerjaan. Pengangguran tersembunyi adalah orang yang tidak memiliki pekerjaan karena memiliki aktivitas tertentu yang tidak menghasilkan uang, misalnya anak yang masih sekolah. Pengangguran musiman adalah orang yang tidak memiliki pekerjaan pada waktu teretntu, misalnya buruh musiman pabrik. Adadapun setengah menganggur merupakan orang yang memiliki pekerjaan paruh waktu.

E. Dampak Gejala Sosial
Dampak dari gejala sosial ada terbagi dua; dampak positif dan dampak negatif.
Dampak positif, antara lain :
1. Orang-orang akan berusaha untuk berprestasi dan bekerja keras agar dapat naik kestrata atas.
Contoh : Seorang anak miskin berusaha belajar dengan giat agar mendapatkan kekayaan dimasa depan.
Dampak negatif:
1. Adanya disentegrasi sosial dalam masyarakat yang mengalami disfungsi.
2. Munculnya polarisasi sosial dimana masing-masing komponen dalam komonitas saling terpisah satu sama lain.
3. Munculnya perubahan sosial di masyarakat, baik menyangkut sistem, struktur maupun kultur.
4. Dapat terjadi konflik sosial di lingkungan masyarakat.

F. Cara Mengatasi Gejala Sosial
Adapun cara mengatasi gejala sosial yang terjadi di lingkungan sekitar, antara lain:
1. Adanya komunikasi yang baik anatara anak dengan orangtua.
2. Orang tua/keluarga agar lebih memperhatikan anaknya agar tidak melakukan perilaku yang menyimpang yang dapat menyebabkan munculnya gejala sosial di masyarakat.

Friday 18 March 2016

Masa Paleolithikum

Zaman paleotikum atau disebut juga dengan zaman batu tua.(Bahasa Inggris: Paleolithic atau Palaeolithic, Yunani:παλαιός (palaios) — purba dan λίθος (lithos) — batu) adalah zaman prasejarah yang bermula kira-kira 50.000 hingga 100.000 tahun yang lalu. Periode zaman ini adalah antara tahun 50.000 SM - 10.000 SM.

Bukti dari keberadaan zaman ini adalah dengan ditemukannya fosil – fosil manusia purba yang diperkirakan berusia lebih dari 1 juta tahun yang lalu, seperti Homo Wajakensis, Meganthropus paleojavanicus, Homo Erectus dan Homo Soliensis. Selain itu, ditemukan pula kapak genggam yang terbuat dari batu. Zaman paleolitikum sendiri terbagi menjadi tiga periode, yaitu:

1. Zaman paleolitikum tua

Periode ini merupakan periode pertama kali manusia berkembang ke arah yang lebih berbudaya. Pada masa ini muncul peralatan dari batu yang dibuat dengan sistem benturan, yaitu dengan membenturkannya pada batu lain yang lebih keras. Tradisi pembuatan alat – alat ini disebut dengan tradisi peralatan Oldowan.

2. Zaman paleolitikum madya

Pada periode ini manusi purba diperkirakan telah memiliki kepercayaan. Hal ini dibuktikan dengan ditemukannnya artefak – artefak di Situs Mousterian yang mengungkapkan adanya pemujaan pada binatang pada waktu itu.

3. Zaman paleolitikum muda

Pada periode ini manusi purba sedikit lebih berkembang. Merek mulai menemukan peralatan – peralatan berburu seperti panah, tombak, dan pisau batu yang menyempurnakan teknik berburu mereka. Pada masa ini, banyak sekali kebudayaan yang muncul karena penyebaran manusia yang telah luas hingga ke pelosok bumi.

CIRI – CIRI ZAMAN PALEOLITIKUM

Zaman paleolitikum memiliki ciri – ciri sebagai berikut ini

1. Hidupnya nomaden atau selalu berpindah-pindah tempat.
2. Hidup dalam kelompok-kelompok kecil agar memudahkan mereka bergerak dalam mencari makanan.
3. Hidupnya sangat tergantung pada alam sekitar mereka.
4. Masih menggunakan alat-alat yang sangat sederhana untuk mendukung kegiatan mereka mencari makan. Alat yang dibuat masih dalam bentuk yang sangat kasar, contohnya kapak genggam yang berfungsi untuk memotong, menggali dan menguliti binatang.
5. Masih menggunakan bahasa yang sederhana untuk berkomunikasi.

Manusia purba yang tinggal pada masa paleolitikum adalah manusia jenis Pithecanthropus Erectus, manusia yang berjalan tegak. Mereka hidup secara berkelompok dan menggunkan alat – alat yang terbuat dari batu kasar. Untuk memenuhi kebutuhah hidupnya mereka mencari makanan dengan cara berburu dan mengolah makanan yang masih sangat sederhana.

Berdasarkan penemuan fosil manusia purba, jenis manusia purba yang hidup pada zaman ini adalah Pithecanthropus Erectus, Meganthropus paleojavanicus, Homo Wajakensis, dan Homo Soliensis. Fosil – fosil ini ditemukan di aliran sungai Bengawan Solo.

Pada masa itu, manusia purba belum menetap di suatu tempat. Mereka berpindah – pindah tempat dari satu tempat ke tempat lainnya (nomaden).

KEBUDAYAAN ZAMAN PALEOLITIKUM

Berdasarkan penemuan – penemuan oleh para ahli, zaman paleolitikum menghasilkan dua macam kebudayaan di Indonesia, yaitu kebudayaan kebudayaan pacitan dan kebudayaan ngandong.

1. Kebudayaan Pacitan

Kebudayaan pacitan ditandai dengan penemuan alat batu dan kapak genggam di daerah Pacitan pada tahun 1935 oleh Von Koenigswald. Kapak – kapak tersebut merupakan kapak – kapak yang dikerjakan dengan cara kasar yang disebut dengan kapak penetak. Selain di Pacitan, di Gombang dan Progo (Jawa Tengah), Suka Bumi, dan Lahat juga banyak ditemukan alat-alat seperti itu.

2. Kebudayaan Ngandong

Kebudayaan Ngandong ditandai dengan ditemukannya alat-alat dari tulang, alat penusuk dari tanduk rusa, flakes dan ujung tombak bergigi di daerah Ngandong dan Sidoarjo.

Selain itu, ditemukan pula alat yang sangat kecil dari batu – batuan yang sangat indah di dekat Sangiran. Benda ini disebut dengan Serbih Pilah. Keberadaan kebudayaan Ngandong ini didukung juga oleh penemuan yang berupa lukisan pada dinding – dinding goa yang berupa lukisan tapak tangan berwarna merah dan juga lukisan babi hutan yang ditemukan di Goa Leang Pattae (Sulawesi Selatan).

ALAT-ALAT ZAMAN PALEOLITHIKUM

Pada zaman ini alat-alat terbuat dari batu yang masih kasar dan belum dihaluskan. Contoh alat-alat tersebut adalah:

1. Kapak Genggam

 
Kapak genggam banyak ditemukan di daerah Pacitan. Alat ini biasanya disebut "chopper" (alat penetak/pemotong)

Alat ini dinamakan kapak genggam karena alat tersebut serupa dengan kapak, tetapi tidak bertangkai dan cara mempergunakannya dengancara menggenggam. Pembuatan kapak genggam dilakukan dengan cara memangkas salah satu sisi batu sampai menajam dan sisi lainnya dibiarkan apa adanyasebagai tempat menggenggam. Kapak genggam berfungsi menggali umbi, memotong, dan menguliti binatang.

2. Kapak Perimbas


Kapak perimbas berpungsi untuk merimbas kayu, memahat tulang dan sebagai senjata. Manusia kebudayan Pacitan adalah jenis Pithecanthropus. Alat ini juga ditemukan di Gombong (Jawa Tengah), Sukabumi (Jawa Barat), lahat, (Sumatra selatan), dan Goa Choukoutieen (Beijing). Alat ini paling banyak ditemukan di daerah Pacitan, Jawa Tengah sehingga oleh Ralp Von Koenigswald disebut kebudayan pacitan.

3. Alat-alat dari tulang binatang atau tanduk rusa

Salah satu alat peninggalan zaman paleolithikum yaitu alat dari tulang binatang. Alat-alat dari tulang ini termasuk hasil kebudayaan Ngandong. Kebanyakan alat dari tulang ini berupa alat penusuk (belati) dan ujung tombak bergerigi. Fungsi dari alat ini adalah untuk mengorek ubi dan keladi dari dalam tanah. Selain itu alat ini juga biasa digunakan sebagai alat untuk menangkap ikan.

4. Flakes


Flakes yaitu alat-alat kecil yang terbuat dari batu Chalcedon, yang dapat digunakan untuk mengupas makanan. Flakes termasuk hasil kebudayaan Ngandong sama seperti alat-alat dari tulang binatang. Kegunaan alat-alat ini pada umumnya untuk berburu, menangkap ikan, mengumpulkan ubi dan buah-buahan.alat-alat ini pada umumnya untuk berburu, menangkap ikan, mengumpulkan ubi dan buah-buahan.
Oleh :

Abraham Gamma P (01)
Ade Mila Almi Astuti (02)
Agas Prayustisio Aji (03)
Agustin Wahyu L (04)
Angga Budhi K (05)
Anindita Fadia (06)

Thursday 17 March 2016

Masa Mesolithikum




Ciri zaman mesolithikum:

1. Masih dilakukannya kegiatan mengumpulkan makanan oleh masyarakat pada zaman ini
2. Sudah memiliki tempat tinggal (semi sedenter)
3. Sudah mempunyai kemampuan bercocok tanam secara sederhana
4. Kebanyakan bertempat tinggal di tepi pantai dan goa-goa


MANUSIA YANG MENDUKUNG PADA ZAMAN MESOLITHIKUM

Manusia purba di zaman ini memiliki kecerdasan yang lebih dari zaman sebelumnya. Manusia purba yang hidup di zaman ini adalah jenis Homo Sapiens. Sedangkan manusia pendukung Mesolithikum adalah Papua Melanosoide.

Masa ini memiliki bagian penting yang dapat diidentifikasi sebagai berikut

1. Kjokkenmonddinger (sampah dapur)


Suatu corak istimewa dari mesolitikum dengan adanya peninggalan yang disebut dalam bahasa Denmark kjokkenmonddinger (kjokken= dapur, moding= sampah) ditemukan di sepanjang pantai Sumatera Timur laut, diantara langsa, Aceh, Medan beberapa puluh kilometer dari laut tetapi dahulunya di tepi pantai. Tumpukan yang pada awalnya dikira lapisan bumi, adalah tumpukan sisa-sisa kulit kerang. Yand dahulu digunakan sebagai alat tiup, alat minum, gayung air dan juga sebagai perhiasan. Kulit tersebut didapatkan dari sisa makanan, bekas tersebut menunjukkan adanya penduduk pantai yang tinggal dalam rumah-rumah bertonggok. Makannanya terutama dari siput dan kerang, siput itu dipatahkan ujungnya, kemudian dihisap isinya dari bagian kepalanya. Sisa-sisa makanan tersebut berupa rumah siput dan kulit kerang hingga membentuk dibuang pada suatu tempat sehingga membentuk ketinggian. Selama ratusan sampai ribuan tahun kemudian timbunan itu bereaksi secara kimiawi dan menjadi bukit kerang. Inilah yang disebut sampah dapur.

2. Pebble (kapak genggam)


Kapak genggam yang ditemukan didalam bukit kerang tersebut dinamakan dengan pebbleatau kapak genggam sumatra (Sumatralith) sesuai dengan lokasi penemuannya di sumatra. Bahan-bahan untuk membuat kapak tersebut berasal dari batu kali yang dipecah-pecah dengan rincian sisi luar yang halus sedangkan didalamnya dikerjakan sesuai kebutuhan.

3. Kapak Pendek (Hachecourt)



Selain pebble ditemukan sejeni s kapak tetapi bentuknya pendek dalam kurung setengah lingkaran yang disebut dengan kapak pendek. Kapak ini dibentuk dengan cara dipukul dan dipecahkan dan letak ketajamannya hanya terdapat pada ujung yang melingkar.

4. Pipisan


Pipisan ini berguna untuk menggiling makanan tetapi juga dipergunakan untuk menghaluskan cat merah untuk melakukan upacara adat.

5. Bone Culture


Ditemukan di daerah Wonosari, Gunung Kidul. Tulang ini berupa lancipan atau jarum, baik yang berujung tunggal atau ganda, serta spatula dari tulang dan tanduk. Persebaran artefak ini di wilayah Jawa Tengah, yaitu situs Ngandong dan Siderejo. Selain itu, ditemukan di Gua Lawa di Sampung daerah Ponorogo, Madiun, Jawa Timur.

6. Tradisi serpih bilah berkembang di beberapa daerah Asia Tenggara terutama di Indonesia. Teknik pembuatan alat ini tampak lebih maju dalam berbagai corak untuk bermacam kegunaan. Kadang-kadang bentuknya kecil dengan teknik pengerjaan yang rumit. Batu yang dipakai untuk alat tersebut di antaranya kalsedon, batu gamping, dan andesit.

7. Abris Sous Roche


Adalah gua-gua yang dijadikan tempat tinggal manusia purba dan berfungsi sebagai tempat perlindungan dari cuaca dan binatang buas. Salah satunya ditemukan di Sulawesi Selatan, suku yang mendiami yaitu suku Toala.

Oleh :

1. Azzahra N N (07)
2. Bima Aji K (08)
3. Bulqissawa Bias L (09)
4. Chandraka R K (10)
5. Dea Novianingrum (11)
6. Enggar Puspitarini (12)

Wednesday 9 March 2016

Logo SMA N 1 Boyolali

Logo SMA N 1 Boyolali