Nama Tiongkok berasal dari kata Chung Kuo yang berarti “Negeri Tengah”. Orang Cina Kuno menganggap negerinya berada di tengah-tengah dunia. Penduduknya disebut Chung Hua yang berarti “Penduduk Negeri Tengah”. Dari kata Chung kuo berubah menjadi Tiongkok, sedangkan dari kata Chung Hua menjadi Tionghoa.
Peradaban Cina Kuno berkembang di kawasan Lembah Sungai Huang Ho (sekarang Huang He). Sungai tersebut berhulu di Pegunungan Kweniun di Tibet dan bermuara di Laut Kuning. Sungai Huang Ho disebut juga Sungai Kuning. Hal itu disebabkan oleh endapan lumpur, sehingga airnya berwarna kekuningan.
Dari lumpur itulah, lembah Sungai Huang Ho dan Sungai Yang Tse Kiang (sekarang bernama Chang Jiang). Di daerah-daerah inilah pertama kalinya tumbuh kebudayaan Cina. namun pada kenyataannya kebudayaan Cina hanya tumbuh di daerah Lembah Sungai Huang Ho.
Masyarakat Cina Kuno telah mengusahakan pertanian di Lembah Sungai Huang Ho sejak tahun 5000 sebelum Masehi. Di tempat itu, mereka bertanam padi, kacang, buah-buahan, dan sayur-mayur. Kebudayaan bertani tersebut dikenal dengan sebutan kebudayaan Yang-Shao.
Kehidupan Ekonomi
Pada masa Dinasti Shang, mata pencaharian penduduk Cina Kuno sebagai petani. Para petani saat itu sudah menggunakan bajak untuk mengolah tanah. Selain itu, ada juga yang beternak, berburu dan menangkap ikan. Pada masa Dinasti Chou, kehidupan masyarakat semakin berkembang. Ada yang menjadi pedagang, penenun, pengrajin, penebang kayu dan buruh. Pada masa Dinasti Chin, mata pencaharian utama penduduk adalah petani dan penenun.
Kehidupan Sosial
Dalam kehidupan sosial masyarakat Cina Kuno diatur dalam aturan feodalisme. Kelompok bangsawan berkuasa atas rakyat. Rakyat wajib membayar upeti/pajak kepada bangsawan. Masyarakat Cina Kuno menghormati beberapa kekuatan gaib. Penghormatan itu ditujukan kepada:
Dewa Langit (Syangit) sebagai dewa tertinggi.
Kekuatan alam.
Arwah leluhur.
Sedangkan sistem pemerintahan yang lazim digunakan di Cina ketika itu adalah sistem dinasti. Sistem ini menganut pergantian kekuasaan secara turun-temurun. Dinasti-dinasti yang pernah berkuasa di Cina adalah:
- Dinasti Shang
- Dinasti Chou
- Dinasti Chin
- Dinasti Han
- Dinasti Tang
- Dinasti Shung
Pemerintahan Dinasti Shang dipusatkan di kota Anyang di dekat Sungai Kuning. Kota ini merupakan kota tertua dan terpenting di Cina pada masanya. Corak pemerintahan Dinasti Shang dititik beratkan pada bidang militer. Oleh karena itu, prajuritnya ahli dalam berperang dengan menggunakan kereta berkuda yang disertai busur dan anak panah.
2. Dinasti Chou
Pada masa ini, raja-raja menyerahkan tugas pemerintahan kepada para bangsawan. Tugas pemerintahan itu meliputi pengurusan pajak, keamanan dan lain-lain. Sebagai imbalannya para bangsawan memperoleh sebidang tanah yang disebut vazal. Sistem vazal akhirnya merugikan pemerintah, karena sering terjadi kekacauan antar bangsawan meupun pemberontakan. Kemudian Dinasti Chou melemah, dan sebagai gantinya adalah berkuasa Dinasti Chin.
3. Dinasti Chin
Raja yang terkenal pada dinasti ini ialah Kaisar Shin Huang Ti. Dia sangat memperhatikan kemakmuran rakyat. Dalam bidang perdagangan, raja membuat ukuran timbangan yang seragam. Dia merintis hubungan dagang dengan India. Untuk menghadapi serangan bangsa Syung-Nu, dibuatlah tembok raksasa. Tembok raksasa itu kini dikenal dengan sebutan “Great Wall” atau “Tembok Besar Cina”.
4. Dinasti Han
Raja yang terkenal pada dinasti ini adalah Han Hwu Tie. Agama Konfusionisme dijadikan sebagai agama negara. Perdagangan dengan negara-negara lain ditingkatkan. Masyarakat pada dinasti ini sudah dapat membuat kertas. Bahannnya terbuat dari kulit kayu dan kain-kain bekas.
5. Dinasti Tang
Dinasti Tang mengalami kejayaan waktu diperintah oleh Li Shih Min Tang tai Tsung. Bidang seni syair dan seni lukis mengalami kemajuan yang baik.
6. Dinasti Shung
Raja-raja Dinasti Shung sangat memperhatikan bidang seni dan ilmu pengetahuan. Kerajinan porselin juga berkembang dengan baik.
Tiongkok diserang bangsa Mongol di bawah pimpinan Jenghis Khan. Bangsa Mongol berhasil menduduki Tiongkok. Pada abad 14, bangsa Mongol berhasil dikalahkan Tiongkok. Setelah itu Tiongkok diserang oleh bangsa Mansyuria.
Kepercayaan
Kepercayaan Cina Kuno bercorak politeisme. Selain menyembah dewa-dewi, mereka juga memuja roh para leluhur. Menurut kepercayaan Cina Kuno, berbagai peristiwa yang terjadi di dunia ini merupakan kehendak dari para dewa. Peristriwa-peristiwa tersebut mereka catat menjasi suatu kumpulan berupa buku yang disebut Syucing.
Anak laki-laki dalam masyarakat Cina Kuno mempunyai kedudukan istimewa. Hal ini dikarenakan pemujaan terhadap roh para leluhur ini dilakukan dengan upacara tertentu.
Dewa-dewa yang dipuja oleh masyarakat Cina Kuno pada saat itu adalah Shang-ti (dewa langit sekaligus dewa tertinggi), Feng-pa (dewa angin), Lhei-Shih (dewa badai yang digambarkan sebagai naga besar), dan Thai-Shan (dewa penguasa bukit suci).
Filsafat
Masyarakat Cina Kuno memiliki kehidupan dan tradisi yang unik. Tradisi itu terlihat dalam perilaku sehari-hari dan kegiatan keagamaan. Tokoh yang berjasa dalam membangun tradisi itu adalah Kung Fu Tse dan Meng Tse. ajaran filsafat mereka menjadi landasan tradisi Cina Kuno yang tetap berlaku dan dianut oleh masyarakat Cina hingga sekarang.
Ajaran Kung Kung Fu Tse dikenal sebagai konfusianisme. Pokok-pokok ajarannya terletak pada :
Li : adalah adat istiadat
Ren : adalah peri kemanusiaan
I : adalah peri keadilan
Menurut Kung Fu Tse, jika masyarakat memegang teguh Li, Ren, dan I, maka masyarakat akan hidup tenteram dan sejahtera.
Ajaran Meng Tse tidak memberikan pelajaran kepada kaum bangsawan, tetapi memberikan pengetahuan kepada rakyat jelata. Menurut ajaran ini rakyatlah yang terpenting dalam suatu negara.
Begitu pula apabila raja bertindak sewenang-wenang terhadap rakyat, maka tugas para menteri untuk mengingatkannya. Demikian juga apabila raja mengabaikan peringatan tersebut, maka para menteri wajib menurunkan raja dari tahtanya.
Kebudayaan
kebudayaan pada zaman tersebut, yang meliputi Seni Sastra, Seni bangunan dan Seni kerajinan zaman Cina Kuno.
Seni sastra
Pada zaman Cina Kuno, perkembangan seni sastra tidak dapat dipisahkan dengan perkembangan tulisan. Pada awalnya huruf Cina dibuat dengan sangat sederhana, yaitu satu lambang menunjukkan satu pengertian.
Tulisan ini ditulis pada kulit atau bambu. Baru pada masa kekuasaan dinasti Han ditemukan kertas, sehingga karya sastra mengalami perkembangan yang sangat pesat di Icna.Szima Tzien seorang pujangga pada
zaman dinasti Han telah mengarang kitab sejarah dari masa sejak zaman purba sampai dengan masa pemerintahan Kaisar Han Wu Ti.
Seni bangunan
Seni bangunan yang dihasilkan pada peradaban Cina Kuno adalah sebagai berikut :
1. The Great Wall of China
The Great Wall of China adalah Tembok Besar Cina. Tembok raksasa Cina ini dibangun dalam waktu 18 abad . Tembok Besar Cina dibangun pada masa Dinasti Chin dan selesai pada masa kekuasaan dinasti Ming.
Tembok Besar ini merupakan salah satu keajaiban dunia. Tembok ini disebut besar atau raksasa karena ukurannya. Panjangnya 2.430 Km, lebar 8 m, dan tinggi 16 m. Tembok ini dibangun selama 20 tahun dengan tenaga 1.000.000 orang. Tembok Besar dibangun untuk menahan serangan dari suku-suku Barbar di sebelah utara, seperti suku Hsiung-Nu.
2. Bangunan kuil
3. Istana
Istana kaisar atau raja Cina dibangun dengan sangat megah dan indah dengan tujuan sebagai tanda penghormatan terhadap kaisar atau raja. Rakyat Cina sangat menghormati kaisar, karena kaisar dipandang sebagai penjelmaan para dewa, sehingga kemegahan istana tidak jauh berbeda dengan kemegahan kuil tempat pemujaan para dewa.
Seni kerajinan
Seni kerajinan masyarakat Cina Kuno adalah lukisan dan keramik. Keramik merupakan ciri khas dan hasil karya masyarakat Cina. Pembuatan keramik mengandung jiwa seni, karena pada benda-benda keramik terdapat berbagai macam bentuk hiasan.
Kelompok 2
Abraham Gamma P (01)
Agas Prayustisio A (03)
Angga Budhi K (05)
Erlangga Bisma K (13)
Hanijaya Intan P (15)
Intan Salfa A (17)
Widyawati (28)
Zulifa Khoirul U (31)
0 comments:
Post a Comment