Tuesday 9 August 2016

Perkembangan VOC di Indonesia

 



VOC adalah kongsi dagang milik Belanda yang ingin mencari untung sebanyak – banyaknya, kemudian semakin bernafsu untuk menguasai daerah – daerah di Nusantara dengan menguasai beberapa kerajaan yang ada. VOC akhirnya menjadi kongsi penjajah dan dimulailah Kolonialisme dan imperialisme di Indonesia.

Pada abad 16 bangsa barat mulai dating ke Nusantara diawali bangsa portugis (1512) disusul yang terakhir yaitu Belanda pada 1596. Pada awalnya mereka dating dengan sejumlah kepentingan yang diringkas dengan sebutan 3G (Gold, Glory, Gospel). Pada tanggal 20 maret 1602, Belanda membentuk VOC kemudian pada tahun 1611, VOC membeli lahan di Sunda Kelapa, dari hal tersebut wilayah VOC bertambah luas. Buktinya VOC mampu mengembangkan Batavia (sekarang Jakarta) sebagai pusat dagang, hal inilah yang mempelopori sistem kekuasaan layaknya negara. VOC dalam mencapai tujuan utama dalam bidang perdagangan, harus mampu mengontrol kehidupan kota dan mengatur para penduduknya.


Setelah Batavia berkembang, kontrol kekuasaan diturunkan dengan menikah berdasarkan ras, asal, status ikatan kerja dalam perdagangan VOC.VOC di pimpin oleh seorang Gubernur Jendral, Gubernur Jendral VOC yang pertama adalah Pieter Both. Untuk menunjang monopoli dagang VOC salah satu upaya yang dilakukan adalah pengumuman orang-orang Tionghoa, Arab, Eropa sebagai kelompok yang sangat penting. Pada tanggal 1 November 1620 seorang pedagang Cina bernama Siauw Bing Kong alias Banun diangkat menjadi kepala pertama yang bertanggung jawab mengatur seluruh barang dagangan yang masuk dan keluar Batavia.


Dengan adanya orang-orang Tionghoa mereka mampu mengembangkan usaha perdagangan kopi dan bercocok tanam, dan berakibat pada persekongkolan yang berbahaya antara orang – orang Tionhoa dengan warga pribumi, hal ini menjadikan VOC mengeluarkan Ordonasi melarang “Singkes” (Orang Tionghoa) masuk ke Batavia secara besar – besaran.

Pada masa kejayaanya, wilayah kekuasaan VOC semakin luas dan berbagai penyelewengan mulai terjadi. Pegawai VOC mulai hidup berfoya-foya dan korupsi pun semakin merebak di dalam VOC sendiri.

Oleh :

1. Agas Prayustisio A. (03)
2. Agustin Wahyu L. (04)
3. Bima Aji K. (08)
4. Hartiwi (16)
5. Widya Wati (28)
6. Widya Sari P (29)

0 comments:

Post a Comment